REUNI

  • Detektif Teitan

    BY DETEKTIF TEITAN (NICK LUPIN)
    Jumat, 25 Mei 2012 13:30

  • Adie berjalan menyusuri gang sempit ditemani Asrul dan Aan sahabatnya. Ketiga pemuda ini kuliah di fakultas dan universitas yang sama. Panasnya sengatan matahari tidak mereka hiraukan. Mereka berjalan sambil terus berbincang dan bercanda, sesekali ketiga pemuda itu tertawa keras. Itu memang kebiasaan mereka. Setiap sepulang dari kampus mereka selalu pulang bersama. Mereka sudah bersama sejak sekolah di Sekolah Menengah Atas. Sekarang mereka sudah memasuki semester 7.
    Sedang asik mereka bercanda gurau, seorang pemuda tiba-tiba memberhentikan mobilnya di depan ketiga pemuda itu, kemudian turun dan menyapa mereka.
    "Hei bro, apa kabar?" Tanya pemuda itu sambil mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.
    Adie dan kedua sahabatnya diam keheranan. Mereka tidak mengenal pemuda itu namun serasa tidak asing dengan wajahnya.

    "Iy, iya, baik." Jawab Adie gugup seraya membalas uluran tangan pemuda yang menjadi lawan bicaranya itu.
    "Siapa kamu?" Tanya Aan kemudian.
    "Sepertinya kamu tidak asing bagi kami?!" Sambung Asrul.
    "Hei bro, kalian lupa dengan aku? Aku Thadir. Teman sekelas kalian waktu SMA dulu!" Ujar pemuda.
    "Ooh, kamu Thadir? Muqtadir kan?" Tebak Adie.
    "Aduh, kamu berubah sekali sampai-sampai kami tidak mengenali kamu." Ujar Aan.
    Kemudian keempat pemuda itu berpelukan melepas rindu.
    "Sumpah, aku tidak menyangka kita akan bertemu di sini." Kata Adie.
    "Haha, iya. Apa kabar sob?" Tanya Asrul sambil menepuk pundak Thadir.
    "Alhamdulillah baik sob." Jawab Thadir.
    "Sekarang kamu kuliah, kerja, atau jangan-jangan kamu sudah nikah? Hehehe..." Tanya Aan sambil bercanda.
    "Hehehe, aku tidak kuliah. Aku direktur salah satu rumah makan seafood. Hehe, lumayanlah." Ujar Thadir.
    "Waahh, bukan lumayan lagi tapi sudah luar biasa." Kagum Aan.
    "Btw, datang yah ke vila aku. Aku mengajak teman-teman SMA kita dulu juga loh. Pokoknya kita seru-seruan deh." Kata Thadir.
    "Wahh, reunian nih?! Kapan?" Tanya Asrul.
    "InsyaAllah hari sabtu besok. Datang yah. Jangan sampai tidak." Bujuk Thadir.
    "InsyaAllah..." Ujar ketiga pemuda itu serentak.
    "Hehe, sudah yah. Ada urusan penting lainnya. Sampai ketemu nanti yah." Kata Thadir sambil berlari menjauhi mereka.
    Adie, Aan, dan Asrul kembali melanjutkan berjalan.
    Sabtu, 26 Mei 2012 16:30
    Perjalanan yang jauh serta medan yang cukup berat membuat Adie, Aan, dan Asrul lelah. Lokasi vila yang berada di atas gunung yang dikelilingi hutan serta jauh dari pemukiman penduduk menambah suasana sunyi dan seram. Ditambah lagi wilayah itu dihubungkan dengan jembatan yang sudah tua namun masih mampu menahan beban kendaraan di atasnya. Mereka pun tiba dengan suasana hati yang ceria.
    "Wahh, Akhirnya sampai juga.." Ujar Aan.
    "Hufft, capek. Ternyata melelahkan juga perjalanannya." Tambah Asrul seraya turum dari mobil.
    "Wahh, sudah sampai ternyata." Sambut Thadir yang sudah menunggu di teras vila.
    "Ayo cepat masuk. Kayaknya mau hujan deras tuh. Biar aku saja yang membawa barang-barang kalian. Tambahnya lagi.
    Di dalam vila, Yuda, Lisa, Ira, Wawan, Farhan, serta Dira sedang duduk di ruang tamu vila sambil menunggu kedatangan 3 pemuda ini.
    "Eh, kalian kok lama sih? Capek tau kita menunggu." Keluh Lisa.
    "Sorry deh, jalannya cukup terjal sih." Ujar Aan mengelak.
    "Untung kami tidak kehujanan. Tuh liat di luar hujannya udah turun." Ujar Asrul.
    "Eh, hari ini kan 3 tahun kematian Ifa." Ujar Ira.
    "Apa? Iya kah?" Respon Wawan dengan spontan.
    "Betul. Makanya aku sengaja mangumpulkan kalian di sini untuk memperingati kematian Ifa, kekasihku." Ujar Thadir sambil menunduk.
    "Sudahlah Thadir, kami tahu kamu sangat terpukul atas kematian Ifa. Tapi itu kehendak dia sendiri. Dia memutuskan untuk bunuh diri sebelum pengumuman kelulusan kita dulu." Jelas Dira menenangkan Thadir.
    "Hei Adie. Lama tak jumpa." Sapa Yuda sambil tersenyum kepada Adie.
    "Hmm, ya. Kirain kamu sudah lupa dengan wajahku ini." Respon Adie.
    "Hehe, mana bisa aku lupa dengan partnerku ini." Ujar Yuda.
    Adie dan Yuda adalah rival sewaktu SMA. Mereka selalu beradu kepintaran dan ketangkasan.
    "Eh, Arif belum datang ya?" Tanya Thadir.
    "Iya nih, dia belum datang. Ternyata dia belum berubah juga. Sejak SMA dia selalu saja terlambat." Ujar Farhan.
    "Hahahaha..." Tawa mereka yang melengking memenuhi seluruh ruangan vila.
    "Baiklah, mari kuantar kalian ke kamar masing-masing." Ajak Thadir, sang pemilik vila.
    Vila ini berlantai dua. Kamar Adie, Aan, Asrul, Yuda, dan Dira terletak di lantai dua. Sedangkan lantai satu dihuni oleh Thadir, Wawan, Lisa, Ira, dan Farhan.
    "Nah, kalian istirahatlah saja dulu. Nanti malam kita dinner bareng." Ujar Thadir.
    19:00
    "Tok tok tok... Adie, turun yuk. Semuanya sudah menunggu." Ujar Thadir yang berbicara dibalik pintu kamar Adie.
    "Iya, kamu duluan saja. Ntar aku nyusul." Kata Adie.
    Selang beberapa menit, Adie pun turun menemui teman-temannya. Di meja makan sudah tertata berbagai jenis makanan. Tanpa basa basi mereka langsung memulai acara makan malam.
    Mereka dinner sambil berbincang-bincang.
    "Wahh, hujan di luar deras sekali. Aku sampai takut." Kesah Farhan.
    "Mungkin Arif tidak datang karena cuaca buruk." Ujar Adie.
    "Makanya aku pakai sendal malam yang kubawa dari rumah, lumayan untuk mengurangi dinginnya lantai ubin." Kata Farhan sambil memperlihatkan sepasang sendal yang terbuat dari kain itu.
    "Btw, tadi aku melihat kamu menulis sesuatu di kamarmu. Apa ya?" Tanya Asrul kepada Thadir.
    "Eh, anu. Itu bukan apa-apa." Jawab Thadir.
    "Sudahlah, makan saja cepat. Habis itu kita bincang-bincang. Tidak baik makan sambil bicara." Tandas Lisa.
    Sementara itu Yuda hanya diam sambil sedikit tersenyum melihat tingkah teman-temannya.
    Seusai dinner, mereka berbincang-bincang di teras vila hingga satu-persatu dari mereka kembali ke kamar masing-masing.
    Minggu, 27 Mei 2012 09:00
    "Huaaaahhhh..."
    Adie bangun dari tidurnya. Sejenak ia terdiam memikirkan sesuatu. Ia berpikir kok Thadir tidak membangunkannya? Biasanya pagi-pagi sekali ia mengetuk pintu kamar semua penghuni vila.
    "Ah, mungkin dia juga lagi capek." Pikir Adie.
    Semuanya sudah berkumpul di ruangan tengah. Tapi Thadir dari tadi belum keliatan batang hidungnya.
    Akhirnya Farhan bangkit dan menuju kamar Thadir. Namun selang beberapa menit Farhan kembali.
    "Pintu kamarnya terkunci. Aku khawatir, tidak biasanya ia begini." Ujar Farhan.
    Kemudian Adie, Aan, Asrul, Yuda, dan Wawan mengikuti Farhan menuju kamar Thadir.
    "Thadir... Apa kau sudah bangun.?" Tanya Farhan sambil terus mengetuk pintu kamar.
    Karena tidak ada jawaban mereka pun sepakat untuk mendobrak pintu kamar Thadir.
    Setelah berhasil terbuka, mereka semua terkejut melihat keadaan Thadir yang sudah kaku di lantai.
    Adie dan Yuda berlari masuk mendekati Thadir.
    "Hmm... Thadir sudah meninggal." Kata Adie sambil sedikit memejamkan matanya.
    Sasaat Aan, Asrul, Farhan, dan Wawan akan memasuki kamar Thadir, Adie berteriak dengan lantang "Jangan ada yang mendekat. Tetap di luar!!"
    Mendengar suara Adie yang demikian besar, Lisa, Ira, dan Dira berlari untuk melihat apa yang terjadi, setelah beberapa detik mereka pun berteriak setelah melihat keadaan Thadir.
    "Cepat panggil Polisi dan Ambulans." Kata Adie dengan nada keras.
    Asrul pun segera mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi polisi. Namun itu seakan sia-sia, sebab tak ada signal yang menembus ponsel Asrul.
    Kemudian Aan berusaha menuju pemukiman terdekat untuk meminta pertolongan namun karena hujan deras membuat jembatan putus dan daerah itu pun terisolir.
    Dengan keadaan seperti ini, Yuda dan Adie mencoba mengungkap kematian Thadir.
    Yuda mengamati korban dan kamar, sementara itu Adie mengamati gerak-gerik Yuda.
    Dari keadaan korban, korban tergeletak di lantai kamar dekat tempat tidurnya. Pergelangan tangan kanannya luka berat seperti teriris benda tajam sehingga menyemburkan banyak darah ke sekelilingnya. Dan di tangan kirinya menggenggam sebuah cutter.
    Dari keadaan kamar, terdapat sebuah foto di dinding. Foto itu merupakan foto Thadir saat memegang senapan sambil membidik dengan mata kirinya. Di sudut terdapat senapan. Memang dari dulu dia suka olahraga menembak. Sementara itu di tempat lain kamar itu sangat bersih tanpa noda sedikitpun selain darah korban yang berlinang di lantai. Kunci kamar tertancap dari dalam.
    Dan dari keterangan para penghuni vila:
    Wawan:
    Sejak semalam aku berada di kamar. Aku sempat mendengar suara derap langkah seseorang, mungkin teman yang lain.
    Farhan:
    Aku sempat bangun dan meliat korban menuju toilet. Aku tidak percaya itulah saat terakhir aku melihatnya.
    Lisa:
    Aku sempat mendengar seseorang menggunakan toilet. Padahal waktu itu aku juga ingin ke toilet tapi karena takut jadi aku menundanya.
    Dira:
    Iya, aku juga sempat mendengar suara seseorang sebelum tidur. Tapi cuma sebentar.
    Ira:
    Aku tidur nyenyak sekali dan tidak mendengar apa pun.
    Aan:
    Asrul tidur di kamarku dan kami tertidur pulas setelah dinner.
    Asrul:
    Apa yang dikatakan Aan itu benar.
    Setelah mendengar keterangan dari teman-temannya, Adie kemudian memeriksa toilet.
    Keadaan toilet: Tisu toilet habis, keadaan lantai yang lembap, serta sepasang tempat untuk menggantung pakaian di sebelah kiri dan kanan pintu. Di sebelah kanan pintu tergantung sehelai handuk sedangkan di sebelah kiri tidak tergantung apa pun.
    Ketika keluar dari toilet, Adie merasakan lantai ubin lembab dan sedikit basah di sepanjang jalan menuju toilet. Kemudian Adie ke TKP dan memeriksa pintu kamar Thadir. Ternyata Adie menemukan bahwa hanya 1 lubang kunci yang rusak.
    Adie berpikir sejenak, kemudian mengernyitkan keningnya, lalu tersenyum.
    Sementara itu Yuda sedang sibuk mengamati TKP.
  • #Pertanyaan:
    Apakah Thadir bunuh diri atau dibunuh?
    Kalo dibunuh siapa pelakunya?

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Maaf jawaban saya bagi 2 Bagian. karena kebanyakan karakternya :D.

    ok, sy coba paparkan ap yg udah sy dapat.

    BAG I

    Kondisi Korban : Pergelangan tangan kanannya luka berat seperti teriris benda tajam sehingga menyemburkan banyak darah ke sekelilingnya.
    Dan di tangan kirinya menggenggam sebuah cutter.

    Ok, sy coba hubungkan dengan Data berikut.

    Data : Korban Left-Handed.
    Pendukung : "Dari keadaan kamar, terdapat sebuah foto di dinding. Foto itu merupakan foto Thadir saat memegang senapan sambil membidik dengan mata kirinya."

    dari foto ini menandakan kalau korban left-handed. kondisi korban mendukung fakta tersebut. dengan kata lain sy coba jabarkan :
    a. Seandainya dibunuh : Tersangka haruslah orang yg dekat dengan korban. sehingga tau kebiasaan korban bahwa korban adalah left-handed. dengan kata lain Cutter sengaja diletakkan di tangan kiri korban supaya terlihat korban bunuh diri.
    b. Seandainya bunuh diri : Maka dari data ini cocok. namun ada fakta yg bertentangan dengan korban. salah satunya adalah ini :

    Fakta :

    Keadaan toilet: Tisu toilet habis, keadaan lantai yang lembap, serta sepasang tempat untuk menggantung pakaian di sebelah kiri dan kanan pintu.
    Di sebelah kanan pintu tergantung sehelai handuk sedangkan di sebelah kiri tidak tergantung apa pun."

    Nah dari sini terlihat kejanggalannya dari kesaksian Farhan.

    -Kejanggalan pertama :

    Farhan : :Aku sempat bangun dan meliat korban menuju toilet. Aku tidak percaya itulah saat terakhir aku melihatnya."

    Bila seandainya korban benar2 pergi ke toilet. maka tentu handuk akan tergantung di sebelah kiri. (ini tergantung dari sisi Case Maker sebelah kiri pintu menghadap keluar atau kedalam. yg jelas, sy coba utk membayangkan yg dimaksud Case Maker adalah sebelah kiri pintu menghadap kedalam).

    Disini terlihat kejanggalan2nya. sudah pasti benar ada seseorang yg berjalan menuju toilet, hal ini diperkuat dengan kesaksian beberapa korban yg cocok.

    Wawan : Sejak semalam aku berada di kamar. Aku sempat mendengar suara derap langkah seseorang, mungkin teman yang lain.

    Lisa : Aku sempat mendengar seseorang menggunakan toilet. Padahal waktu itu aku juga ingin ke toilet tapi karena takut jadi aku menundanya.

    Dira : Iya, aku juga sempat mendengar suara seseorang sebelum tidur. Tapi cuma sebentar.

    Dari kesaksian beberapa orang, disini terdapat kesamaan yaitu "seseorang".

    ReplyDelete
  3. BAG II

    -Kejanggalan kedua :

    Farhan :"Aku sempat bangun dan meliat korban menuju toilet. Aku tidak percaya itulah saat terakhir aku melihatnya"

    Analisa kemungkinan2 dari pernyataan Farhan :
    a. Farhan membuka pintu kamar dan tanpa sengaja/sengaja melihat korban.
    b. Farhan berada di luar kamar (apakah ingin ke toilet juga atau pergi ke kamarnya masih belum jelas) secara kebetulan berpapasan/tidak berpapasan dengan korban.
    c. Pernyataan Farhan tidak benar.

    #.bila kemungkinan a benar : Masih tidak jelas kenapa Farhan hanya melihat keluar. apakah karena terdengar suara kak seseorang atau yg lain.
    #.bila kemungkinan b benar : Jika Farhan dan korban saat itu berada di koridor, tentu akan terdengar 2 suara langkah kaki orang, bukan seseorang. nyatanya para saksi berpendapat bahwa mereka mendengar "seseorang". sehingga tidak valid.
    Namun ada kemungkinan misal :
    Farhan : "Makanya aku pakai sendal malam yang kubawa dari rumah, lumayan untuk mengurangi dinginnya lantai ubin."
    Ini bisa jadi faktor mengapa suara kaki Farhan tidak terdengar. namun hal ini sedikit terbantah dengan adanya pernyataan Lisa. dan Lisa tidak menkonfirmasi adanya orang lain selain yg menggunakan Toilet.

    Lisa : "Aku sempat mendengar seseorang menggunakan toilet. Padahal waktu itu aku juga ingin ke toilet tapi karena takut jadi aku menundanya."
    Pada pernyataan Lisa saya asumsikan Lisa berada di koridor dekat toilet karena disini Lisa berpendapat bahwa "dia mendengar seseorang menggunakan toilet" ,bukannya "Dia mendengar suara kaki". sehingga sangat kuat asumsi saya kalau Lisa saat itu berada disitu sebentar.
    #.bila kemungkinan c benar : maka sepertinya semuanya cocok. dengan kejanggalan 1 tadi. berarti disini adalah bahwa saksi bukan mendengar suara langkah korban, namun suara langkah kaki Farhan.

    Sehingga, beberapa hal yg saya dapat diantaranya :
    1. Korban Left-Handed
    2. Korban tidak ke toilet, namun disini saya lebih menekankan bahwa Tersangka lah yg ke toilet. kemungkinan utk membersihkan luka korban yg sedikit terkena di lengan/bagian tubuh lain dari Tersangka.
    3. Pasti pembunuhan, terlihat dari beberapa kejanggalan seperti Handuk di toilet dan Left-handed korban. dan posisi korban (tentang posisi korban ini hanya dugaan). karena bila ini bunuh diri, maka korban tentunya akan mencoba bunuh diri di kasur. atau paling tidak kondisi korban akan menyandar di tepian kasur. (hanya dugaan)
    4. Tersangka membersihkan anggota tubuhnya yg saya duga terkena cipratan darah korban. hal ini juga sedikit diperkuat dengan adanya "Adie merasakan lantai ubin lembab dan sedikit basah di sepanjang jalan menuju toilet". artinya kemungkinan ini karena sandal kain yg dipakai Tersangka, shingga tidak basah, melainkan lembab..
    5. Suara kaki yg didengar oleh para saksi adalah suara kaki Lisa. karena sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa Lisa yg berada di Koridor. sedangkan satu orang lagi yg menggunakan Toilet adalah Tersangka yg menggunakan Alas Kaki Kain.
    6. Farhan sering nginap di villa Thadir. dari perkataan Farhan : "Pintu kamarnya terkunci. Aku khawatir, tidak biasanya ia begini." .

    Sehingga disini yg sya duga menjadi tersangka adalah Farhan. karena itu yg paling memungkinkan. cara membunuh mungkin klasik. setelah korban tertidur, Farhan lalu menyerang korban. mengapa tidak terdapat suara, karena mungkin mulut korban disekap dengan menggunakan handuk atau apalah gitu.

    Utk kondisi pintu terkunci, saya menduga sih karena Farhan sering nginap di villa Thadir, banyak kesempatan utk menduplikat kunci pintunya.

    Motif : Diduga terkait mantan pacarnya Thadir, yaitu Ifa yg bunuh diri 3 tahun yg lalu. diduga Farhan mencintai Ifa.

    ReplyDelete
  4. Mohon maaf karena sedikit tidak jelas di Proses Pembunuhan dan Motif, karena disini begitu kurang datanya.. diantaranya :

    1. Gak ada motifnya masing2 penghuni villa membunuh Korban

    2. Tidak ada waktu tidur masing2 penghuni Villa

    3. Maksud dari kata "Kemudian Adie ke TKP dan memeriksa pintu kamar Thadir. Ternyata Adie menemukan bahwa hanya 1 lubang kunci yang rusak.
    " maksud lobang kunci yg rusak apa? bukannya tadi pintunya didobrak ya?

    4. "Btw, tadi aku melihat kamu menulis sesuatu di kamarmu. Apa ya?" ehm, cari dong di kamarnya . ada apa gak yg ditulisnya. dan apa.

    Sya udah coba mengcontact salah seorang yg mungkin bertanggung jawab dengan blog ini namun beliau tidak mengetahui karena bukan beliau yg membuat case ini.

    Jadi mohon di maklumi ada beberapa yg berupa dugaan. mungkin kalau ada data yg lebih lengkap bisa jadi lebih baik. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

4. Mimpi

KILLER MESSAGE